Pangkalan Batu Alam "Queens Stone" CV. Kreatif Mandiri telp.0812 8866 4566 |
Batu alam sudah dimanfaatkan sejak zaman nenek moyang. Hal ini terbukti dengan banyaknya arca atau patung, candi, dan lain-lainnya terbuat dari batu. Candi Prambanan, Borobudur, Mendut, Sewu, Kalasan, dan lain-lain berbahan batu alam. Batu yang digunakan sama pada setiap candi sehingga dinamakan batu candi. Saat ini batu candi merupakan batu yang tetap eksis dimanfaatkan hingga saat ini.
Awal tahun 60-an batu-batu dari Yogyakarta, seperti batu paras dan palimanan mulai banyak diminati
masyarakat. Oleh karena belum tersedianya alat potong yang memadai, batu-batu tersebut masih tersedia dalam bentuk lempengan. Pada saat yang sama batu hijau sukabumi mulai digunakan pada gedung Sarinah Thamrin dan Pedestrial seputar Monas.
masyarakat. Oleh karena belum tersedianya alat potong yang memadai, batu-batu tersebut masih tersedia dalam bentuk lempengan. Pada saat yang sama batu hijau sukabumi mulai digunakan pada gedung Sarinah Thamrin dan Pedestrial seputar Monas.
Pada tahun 70-an para pengeajin tradisional mulai menggunakan alat semacam gergaji kayu dan pahat untuk memotong batu. Gergaji ini hanya digunakan untuk batuan lunak, seperti batu paras jogja. Sementara marmer lampung mulai memasuki pasaran dan mendapat respon yang luar biasa.
Tahun 80-an bisa dikatakan era revolusi bagi dunia "perbatuan" Indonesia. Berawal dari proyek pemugaran Candi Borobudur yang didanai Pernerintah Jepang dan dikerjakan oleh putra-putra Indonesia dimulailah proses pemotongan batu candi dan berbagai jenis batu lainnya,
Finishing denga RTM (rata mesin) |
Pada tahun ini tercipta mesin potong sederhana yang murah, tetapi "pintar". Pada saat itu hanya pabrik besar saja yang memiliki mesin pemotong batu. Tahun 90-an adalah masanya marmer
ujung pandang. Pertengahan tahun 90-an batu cobblestone andesit mulai digemari setelah dipasang di seputar Taman Medan Merdeka Monas, Museum Gajah, dan Bank Indonesia Bidakara, Jakarta. Selain itu, Singapura pun sempat memesan batu ini. Di pertengahan tahun 90 marmer poso mulai beredar di pasaran dan diikuti oleh marmer kalimantan serta marmer magelang.
Saat ini batu alam semakin digemari berbagai lapisan masyarakat. Bangunan-bangunan seakan berlomba menghias diri dengan sentuhan batu alam yang tersedia dalam berbagai macam bentuk
finishing, dari batu andesit yang menjadi favorit hingga ke mosaik batu alam yang eksotik.
finishing, dari batu andesit yang menjadi favorit hingga ke mosaik batu alam yang eksotik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar